Pages

Jumat, 13 Januari 2012

Mimpi Seorang Badut Pengamen Ingin Buka Warung Pracangan di Kampung Halaman

Akhir-akhir ini, di beberapa daerah, bahkan Gresik semakin sering kita jumpai adanya pengamen di beberapa sudut jalan, maupun di persimpangan lampu merah yang berpakaian badut. Tentu saja, kehadiran mereka memberikan sedikit warna lain dari pengamen yang biasa kita temui.

BIASANYA para pengamen itu terkesan asal-asalan dalam mengamen, dan terkadang malah
tak menghibur sama sekali. Sedangkan, para badut pengamen
itu bisa membuat kita, atau anak-anak kecil tertawa atau sekedar tersenyum, saat kita melihat mereka menggoyang-goyangkan badannya untuk mengamen.



Mungkin karena kerasnya kehidupan rupanya memaksa setiap orang untuk selalu berpikir, dan mau melakukan apa saja, asalkan halal untuk dapat sekedar bertahan hidup. Tak tersedianya
lapangan pekerjaan, bukan alasan untuk bermalas-malasan.

Bisa jadi hal itu pulalah, yang menjadi salah satu prinsip yang selalu dipegang oleh Suyanto
(25). Pria yang saat ini sehari-hari berprofesi sebagai pengamen badut ini sudah sebulan menjalani profesi barunya itu.

Pria asal Kupang Mojokerto ini mengaku, sebelumnya dirinya pernah bekerja di beberapa pabrik
di daerah Mojokerto selama satu tahun, sebagai karyawan outsourcing. Namun, Suyanto mengatakan pekerjaannya itu selalu tak bertahan lama.

“Ya soalnya saya kan statusnya hanya karyawan kontrak saja. Jadi kalau mereka sudah tak membutuhkan tenaga saya lagi, ya saya diberhentikan sewaktuwaktu,” akunya.

“Saya pun tak dapat pesangon karena saya sifatnya hanya karyawan outsourcing,” sambungnya.

Akhirnya, Suyanto pun memutuskan untuk menjadi pengamen. “Saya kalau ngamen suka pindah-pindah, kadang di Gresik, Balongpanggang, kadang juga di Lamongan, dan Gedhek Mojokerto,” katanya. Untuk berangkat dari Mojokerto ia mengendarai sebuah sepeda motor, yang terkadang ia titipkan kepada para penjaga warung kenalannya.

Penghasilan yang didapatkan oleh Suyanto pun juga tidak tentu. “Kadang dapat Rp 80 ribu
atau Rp 90 ribu,” urainya.

Bahkan tidak jarang, uang itu juga hampir habis, karena dipakai untuk makan, maupun untuk
mengisi bensin sepeda motor yang ia kendarai.

Namun, terkadang Suyanto juga mendapatkan rejeki tambahan selain dari menjadi badut
pengamen. Sebab, sekali waktu ia diminta untuk mengisi acara dalam pesta ulang tahun. Tentu
saja dengan tetap menjadi badut.

Saat ini ke depannya dia ingin membuka sebuah usaha kecil di kampung halamannya Kupang
Mojokerto. “Saya ingin buka warung pracangan,” harapnya. (Radar Gresik 14 Januari 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Planet Blog

PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia

Indonesian Blogger