Pages

Selasa, 14 Mei 2013

Mengenal Kitab Sindujoyo Gresik; Asli Gresik, Bahasa Jawa Kuno Tulisan Arab

Kota Gresik ternyata menyimpan khasanah budaya yang bernilai tinggi.
Salahsatunya adalah Kitab Sindujoyo yang ditulis oleh Sindujoyo, murid Sunan
Prapen. Sunan Prapen merupakan kepala pemerintahan Giri dinasti keempat.

TIDAK banyak warga Gresik yang menyimpan keberadaan Kitab Sindujoyo.Sebab, kitab yang asli tersimpan di Makam Dalem Sindujoyo di Kelurahan Lumpur Kecamatan Kota. Adalah Nur Hasyim yang menyimpan salinan kitab yang berisi catatan perjalanan hidup Sindujoyo.

Nur Hasyim yang kini berumur 95 tahun tinggal di Jl RE Martadinata. Dia menyimpan Kitab Sindujoyo setebal 190 halaman. Dia kemudian membedah sebagian kitab yang menceritakan Sindujoyo muda ketika menjadi murid dari Sunan Prapen. Kitab yang diperkirakan sudah berusia lebih dari 150 tahun itu, juga mengisahkan tentang bagaimana Sindujoyo menyebarkan agama Islam. Kemudian mendirikan sebuah perkampungan di sekitar pesisir Gresik yang kini dikenal dengan Kampung Sindujoyo.

Nur Hasyim menambahkan, dalam kitab diceritakan berbagai karakteristik manusia yang ada di dunia. Itu digambarkan adanya kepala manusia yang berada di dalam tubuh seekor kerbau. “Lha ini sampai binatang
yang sudah mati pun, itu masih ada sifatnya manusia,” terangnya dalam bahasa Jawa.

Bahasa yang digunakan dalam kitab itu adalah bahasa Jawa kuno, sedangkan aksara yang digunakan adalah Arab. Cara membaca kitab itu juga tidak sembarangan. “Cara membacanya itu harus ditembangkan dengan Megatruh, Macapat, Kinanthi, sama Asmaradhana,” urainya.

Nur Hasyim menuturkan, kitab tersebut disusun oleh 7 orang, yang semuanya merupakan teman dari Sindujoyo. “Di antaranya Kyai Citro, Kyai Untung, dan Kyai Budar, sedangkan sisanya saya lupa,” tuturnya. Pria yang juga merupakan Pembina Pencak Macan ini mengakui, kitab Sindujoyo yang ada pada dirinya itu adalah bukan sebuah kitab asli. Namun hanya berupa salinan saja. “Yang asli itu ada di Makam Dalam Mbah Sindujoyo sana,”bebernya.

Saat ini, Nur Hasyim hanya berkeinginan untuk terus menjaga kitab tersebut. “Saya ingin supaya anak-anak muda Gresik ini mengetahui sejarah tentang Gresik, khususnya tentang Mbah Sindujoyo,” pungkasnya. (jan/rtn/ris)- Courtessy Radar Surabaya 15 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Planet Blog

PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia

Indonesian Blogger