Pages

Senin, 28 Februari 2011

Mobil Bungkus Rokok



Mobil dari bungkus rokok kira2 dibuat dengan berapa bungkus ya?Joss gan, ini TKP nya http://menteridesainindonesia.blogspot.com/2011/02/kreatif-bungkus-rokok.html

Helm Gila dan Keren!!!



Contoh helm yang saya ambil dari situsnya Kementerian Desain Republik Indonesia. ini TKP nya gan, http://menteridesainindonesia.blogspot.com/2011/02/helm-unik.html

Selasa, 22 Februari 2011

Hasyim Muzadi Tidak Setuju FPI Dibubarkan


Surabaya - Mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi tidak setuju jika Front pembela Islam (FPI) dibubarkan. Jika dibubarkan, itu sama saja dengan memasung hak berserikat.

"Kalau salah, yang ditangkap orangnya," tegas Hasyim kepada wartawan di sela-sela Seminar harlah NU ke-88 di Hotel Bumi Surabaya, Jalan Basuki Rahmat, Selasa (22/2/2011).

Hasyim berpendapat bahwa tidak ada gunanya dan tidak menyelesaikan masalah bila FPI dibubarkan. "Jika dibubarkan dan dua hari kemudian berganti nama gimana?" tambah Hasyim.

Mengenai Ahmadiyah, pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam tersebut berpendapat bahwa selama Ahmadiyah tetap bernabi 2 dan mengacak-acak Al Qur'an, maka pertentangan tetap akan terjadi. Oleh karenanya harus ada ketegasan tentang Ahmadiyah.

"Kalau mengaku Islam, Islamlah sepenuhnya. kalau tidak, bilang saja agama Ahmadiyah," tandas Hasyim.(Detiksurabaya, 22 Februari 2011)

Kamis, 17 Februari 2011

Tips Supaya ndak Kecopetan


Karena manusia adalah makhluk yang harus belajar dari pengalamannya, maka aku pun juga ingin belajar dari pengalamanku waktu jalan-jalan di Tugu Pahlawan, untuk tidak kecopetan (walaupun aku sendiri belum sempat kecopetan, dan semoga aja ndak terjadi he he he). Aku ingin membagikan ilmu kepada kalian tentang menghindari kejadian menyedihkan itu

Berikut ini adalah tips-tips keren supaya ndak kecopetan:

1. Taruhlah dompet anda di saku bagian depan celana ato baju anda. Ini belajar dari jurusnya ibu-ibu jaman dulu yang menyimpan dompetnya di “rompi anti pelurunya”

2. Apabila dompet anda taruh di saku celana bagian belakang, maka gunakanlah rantai untuk pengamannya, supaya tidak mudah ditarik oleh pencopet. Kalo perlu gunakan rantai yang dialiri listrik 10.000 volt

3. Perbanyaklah membangun jaringan dengan para pencopet. Jadi apabila sewaktu-waktu anda kecopetan, maka anda langsung bisa menggunakan jaringan anda untuk mengetahui copet mana yang telah mengambil dompet anda

4. Tips terakhir, apabila anda ingin tidak kecopetan, maka sebaiknya anda tidak membawa dompet waktu berpergian. Dan apabila ingin lebih aman lagi, maka sebaiknya anda tidak usah keluar rumah.

Semoga bermanfaat tips ini. Terima Kasih……

Rabu, 16 Februari 2011

Topiku Harganya “RP 202.000”


Pagi yang cukup menyengat di saat perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal 1432….

Temanku Fajar menjemputku sekitar 8 pagi di rumahku. Kami berencana menuju Tugu Pahlawan pagi itu. Aku dan dia memiliki rencana ke Tugu Pahlawan, sebenarnya untuk melihat berbagai symbol-simbol Yahudi yang ada di kawasan itu, baik tugunya sendiri ataupun museumnya. Maksudnya sih pengen jadi peneliti symbol-simbol Yahudi kayak Ben Gates yang ada di National Treasure, he he he…..

Setelah sarapan sebentar di rumahku, maka aku dan Fajar pun langsung menuju ke TKP. Meskipun masih terbilang pagi, namun matahari cukup gagah menyengat kulitku. Sekitar setengah jam Honda Beat Fajar mengantar kami berdua, menuju Tugu Pahlawan. Dan sampailah kami di tugu kebanggaan warga kota Surabaya.

Di sana kami langsung di sambut dengan puluhan pedagang pasar kaget yang menggelar dagangannya. Kami pun memparkir motor Beat Fajar. Setelah menitipkan motor warna biru itu, kami pun langsung jalan-jalan memutari pasar kaget yang mengelilingi sisi luar halaman tugu pahlawan itu.

Banyak sekali penjual yang ada di sana, mulai dari penjual baju anak-anak, dewasa, makanan, baju bekas, hewan peliharaan seperti kelinci, poster para bintang, peralatan rumah tangga, serta masih banyak yang lainnya.

Setelah agak lama mengitari pasar kaget tersebut, maka perhatianku pun tertuju pada salah seorang penjual topi. Aku tertarik untuk melihatnya, karena dua alasan, yang pertama aku belum memiliki topi, dan yang kedua karena aku memang ingin membeli topi. Salah satu topi yang ingin aku beli adalah topi model baret, atau topi yang biasa dipakai oleh sutradara atau pelukis. Dan kebetulan sekali, ternyata topi yang aku cari ada disana.

Aku pun seolah tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, karena aku merasa sangat sulit sekali mendapatkan topi itu, dan begitu mengidamkan topi itu. Tanpa panjang lebar lagi, aku pun segera menanyakan harga topi warna merah itu. Sang pedagang itu menyebutkan kalo harganya 20 ribu. Lalu aku pun menawarnya 10 ribu. Tapi karena ndak dikasih, aku langsung menaikkan tawaranku menjadi 15 ribu. Lalu sang penjual meminta agar aku menaikkan tawaranku menjadi 17 ribu. Tapi aku menolak. Dan akhirnya dapatlah aku topi itu dengan harga 15 ribu.

Aku pun senang bukan kepalang mendapatkan topi itu dengan harga 15 ribu saja, karena sebelumnya aku juga pernah berniat membeli topi seperti itu juga, namun sang penjual memasang harga 35 ribu, dan aku pun tidak jadi membelinya.

Namun dibalik kepuasan, selalu ada pengorbanan. Karena aku sadar, bahwa ternyata bagian bawah tas ranselku telah robek, semacam bekas sayatan silet. Mungkin ada orang yang berniat mencuri isi tasku dari bawah. Aku pun langsung mengumpat dengan bahasa Inggris (sok gaul gitu…), “What the f*ck off, oh f*cking shit”. Benar-benar kacau mulutku saat itu. Tapi untung aja aku ndak misuh cara Suroboyoan.

“Gila, apa orang itu ndak tau aku lagi bokek?”. “Apa dia juga ndak tau kalo tas ini masih terbilang baru dan kubeli dengan menguras sedikit air mata dan gajiku yang pas-pasan?”.

Aku pun hanya bisa meratapi nasibku ini (lebay banget…). Ternyata untuk membeli topi itu, tidak hanya cukup dengan uang 15 ribu saja, namun tasku juga harus menjadi korban juga. Berarti untuk mendapatkan topi itu, aku harus mengeluarkan uang sebanyak 202 ribu rupiah, karena tas itu aku beli dengan harga 187 ribu rupiah, hiks….hiks….hiks….

Selasa, 08 Februari 2011

Kekerasan Jadi Modus Pengalihan Isu?


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menduga penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, dan kerusuhan di Temanggung, Jawa Tengah, yang berlatar belakang agama serta keyakinan sebagai pengalihan isu nasional.

Jika merujuk pada pola-pola yang terjadi hingga saat ini, menurut dia, ketika pemerintah tersudut pasti muncul kejadian-kejadian besar yang menghebohkan.

"Soal kejadian di Temanggung dan Banten itu, saya enggak yakin itu kejadian yang spontan dari masyarakat. Itu adalah orang-orang binaan. Kejadian yang ada akhir-akhir ini bukan suatu kebetulan. Ketika pemerintah terpojok, pasti ada gerakan, pembunuhan, dan pembakaran. Saya melihat ini sudah sebagai modus pengalihan isu," kata anggota Komisi III ini, Rabu (9/2/2011) di Gedung DPR.

Menurut Bambang, pemerintah kini tengah merasa tersudut dengan sejumlah isu, seperti koin untuk Presiden, pernyataan pemerintah berbohong dari pemuka agama, dan rencana hak angket pajak serta dorongan terhadap kerja Tim Pengawas Century yang mulai digas kembali.

"Pola-polanya kelihatan. Dahulu sebelum pelantikan presiden (SBY), Prabowo akan melakukan gugatan internasional, tiba-tiba ada kejadian bom Mariott. Itu kan dugaan, bisa berkaitan bisa tidak," katanya.

Oleh karena itu, Bambang mendesak Kepala Polri Jendral Pol Timur Pradopo segera mengevaluasi kejadian-kejadian yang terjadi. Menurut dia, komitmen polisi pun tampak setengah-setengah dalam menuntaskan tugas.

"Mengapa polisi ketika menghalau demonstran tampak hebat, tetapi ketika menghadapi pertikaian warga malah tidak berdaya dan tidak mengerahkan seluruh kekuatannya. Ini karena mereka memang tidak memiliki kepentingan. Saya melihat kejadian-kejadian itu by design," tuturnya.

Insiden kekerasan di Cikeusik dan Temanggung hanya berselang dua hari. Kejadian ini langsung memunculkan kecaman dan keprihatinan. Pemerintah diminta bertindak tegas terhadap pelaku kekerasan dan aparat tidak melakukan pembiaran pada aksi massa. Polisi didesak untuk mengusut siapa dalang perusakan tiga gereja di Temanggung dan auktor intelektualis di balik penyerangan jemaah Ahmadiyah di Cikeusik.

Senin, 07 Februari 2011

MUI: Ahmadiyah Sebaiknya Menjadi Aliran, Bukan Bagian Agama Islam


Pasca penyerangan warga terhadap rumah yang menjadi pusat penyebaran Ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang Banten Ahad kemarin, mendorong sejumlah tokoh untuk menyampaikan ungkapan keprihatinan.

Bidang pembinaan kerukunan beragama Majelis Ulama Indonesia, Slamet Efendi Yusuf dalam sebuah diskusi di sebuah media mengungkapkan bahwa Ahmadiyah sebaiknya tidak lagi menjadi bagian agama Islam. Tapi, menjadi aliran lain di luar Islam.

Hal ini karena Ahmadiyah secara prinsip memang sudah keluar dari ajaran Islam. Terutama, keyakinan mereka bahwa keberadaan nabi sesudah nabi Muhammad saw.

Surat Kesepakatan Bersama atau SKB yang ditandatangani tiga menteri dan termasuk perwakilan Ahmadiyah memang kerap dilanggar oleh Ahmadiyah sendiri. Salah satunya, larangan penyebaran paham Ahmadiyah terhadap umat Islam.

Rumah Ahmadiyah milik Suparman di Cikeusik Pandeglang yang menjadi sasaran amarah warga sekitar memang sejak awal tahun dua ribuan menjadi semacam pusat penyebaran Ahmadiyah di kampung itu. Menurut penuturan ketua RT setempat, Suparman aktif mendatangi rumah-rumah warga untuk melakukan dakwah Ahmadiyah.

Sekitar tahun 2004, Suparman pergi ke Filipina dan kembali ke Pandeglang pada tahun 2009. Sejak itulah, Suparman aktif mempengaruhi warga-warga sekitar untuk mengikuti ajaran Ahmadiyah.

Sebelumnya, sebelum terjadi penyerangan, polisi memeriksa isteri Suparman yang berkewarganegaraan Filipina terkait izin keimigrasian. Saat dalam pemeriksaan itulah, sejumlah warga Ahmadiyah yang berasal dari luar Pandeglang melakukan pengamanan rumah Suparman. Jumlah mereka sekitar dua puluh satu orang.

Warga Ahmadiyah dari luar Pandeglang ini tiba di rumah Suparman sekitar pukul 8 pagi. Walau polisi sudah memperingatkan mereka untuk meninggalkan lokasi, mereka tetap berada di rumah Suparman.

Sekitar pukul sepuluh pagi, ratusan warga sekitar Pandeglang yang sejak lama resah dengan keberadaan Ahmadiyah ini akhirnya melakukan pengusiran. Walau polisi sudah melakukan pencegahan, bentrokan warga ini tak bisa dihindarkan karena kedua belah pihak terlibat saling serang batu.

Dari bentrokan ini, tiga warga Ahmadiyah dikabarkan tewas, dan beberapa lainnya luka-luka. (www.eramuslim.com , Februari 2011)

Minggu, 06 Februari 2011

Israel Membelokkan Agenda Amerika di Mesir


Kalau sebagian analisis memunculkan sebuah pertanyaan, siapakah yang lebih kuat: Amerika atau Israel, maka tidak banyak yang memberikan jawaban yang tepat. Karena secara fisik dan fenomena perpolitikan dunia, Amerikalah yang memberikan perlindungan kepada Israel, bukan sebaliknya.

Namun, jika diteliti lebih dalam, kemana arah perpolitikan Amerika, maka orang akan menemukan di situlah keuntungan yang berlimpah buat agenda terselubung Israel.

Banyak contoh untuk membuktikan itu. Di antaranya, apa yang kerap digembar-gemborkan Amerika soal perdamaian Palestina. Dunia seolah dipamerkan bagaimana Amerika begitu berperan mempertemukan pemimpin Palestina dan Israel untuk melakukan perundingan damai. Dan biasanya, perundingan itu dilakukan di Amerika, tepatnya di gedung putih.

Tapi, tidakkah orang menelisik lebih dalam siapa yang sebenarnya menyeleksi pemimpin Palestina mana yang akan dijadikan tokoh perundingan? Dan, siapa tokoh Amerika yang sangat berperan dalam perundingan itu? Semua jawaban berujung pada Israel.

Dari sini terlihat, bahwa Israellah yang memainkan peran utama di balik agenda Amerika terhadap kendali politik dan keamanan dunia.

Begitu pun apa yang bisa disaksikan dalam hiruk pikuk politik Mesir. Dunia menyorot Amerika, terutama statemen Obama, tentang apa yang diinginkan Amerika terhadap kisruh Mesir. Karena di situlah, jawaban ke arah mana kisruh politik Mesir akan berakhir.

Para analisis pun membidik, mulai dari demonstran yang pertama kali menggoyang posisi Mubarak, hingga tokoh-tokoh militer yang bisa diridhai oleh petinggi di Amerika. Tapi, orang tidak melirik, apa sebenarnya yang diinginkan Israel terhadap suasana baru di Mesir.

Secara kasat mata, publik bisa menangkap seperti apa kira-kira yang diinginkan Amerika terhadap Mesir. Melalui beberapa statemen Obama, Amerika menginginkan beberapa hal dari Mesir. Di antaranya, adanya pergantian kepemimpinan, khususnya lengsernya Mubarak.

Kemudian, terlihat pula bahwa Amerika menginginkan pengganti Mubarak adalah tokoh sipil yang bisa dikendalikan Amerika. Ini terlihat dari kemunculan tokoh sekuler Mesir yang lama tinggal di Amerika. Dia adalah Muhammad Mustafa Al-Barada’i, atau biasa disebut media dengan Al-Baradei.

Tokoh peraih nobel perdamaian tahun 2005 ini, seperti sudah diseting Amerika untuk secara tiba-tiba tampil di tengah para demonstran. Karena umumnya, di setiap gerakan revolusi yang dilakukan Amerika di sebuah negara, selalu sudah disiapkan tokoh revolusioner yang siap dipasang sebagai pengganti para pemimpin negara.

Sosok El-Baradei mungkin bisa dibilang sosok yang bersih dari kecurigaan dunia terhadap campur tangan Amerika di balik uji coba revolusi di Mesir.

Setelah marak demonstran di pertengahan Januari lalu, tidak banyak orang tahu, di mana konsolidasi para petinggi militer Mesir untuk menghadapi gejolak yang ada. Dan ternyata, publik pun akhirnya tahu kalau para petinggi militer Mesir itu melakukan konsolidasi bukan di Mesir. Tapi, di Pentagon, Amerika. Karena, mereka adalah orang-orang yang sudah lama ’dibayar’ Amerika untuk berkerja buat kepentingan Amerika.

Dari sini terlihat bahwa Amerika ingin memahamkan posisi militer dalam agenda perubahan di Mesir ala Amerika. Mesir akan menjadi negara demokratis yang tidak lagi militeristik. Dan ini, tentu akan mendapat dukungan publik, baik dari dalam maupun luar Mesir. Dalam skenario itu, mungkin akan ada dukungan militer terhadap gerakan

’Sabotase’ Ikhwan terhadap Agenda Amerika
Di luar dugaan Amerika, gerakan massa di Mesir ternyata juga diikuti oleh jamaah Ikhwanul Muslimin. Bahkan, Ikhwan menjadi lebih dominan daripada mereka yang mengawali gerakan itu. Hampir semua agenda gerakan massa itu akhirnya diambil alih oleh Ikhwan, termasuk publisitas ketokohan El-Baradei yang sudah diseting Amerika.

Amerika mungkin sama sekali tidak menduga, kalau Ikhwan tidak memberikan tawaran calon pemimpin pasca Mubarak. Seperti mengikuti arus, Ikhwan pun ikut mendukung sosok El-Baradei sebagai calon pemimpin Mesir menggantikan rezim militer yang sudah bercokol sejak revolusi militer terhadap raja Farouk.

Mungkin sulit buat Amerika untuk memahami kenapa Ikhwan yang sudah begitu banyak berkorban untuk melakukan gerakan massa, tapi tidak punya kepentingan sendiri. Bahkan cenderung mengikuti agenda Amerika.

Dukungan Ikhwan terhadap El-Baradei ini tentu bukan hanya mengejutkan Amerika, tapi juga Israel. Saat itu juga, terjadi kesibukan yang luar biasa di Amerika untuk membahas manuver Ikhwan ini. Dan pada saat yang sama, Israel secara terang-terangan menyatakan dukungannya terhadap Mubarak, daripada El-Baradei.

Agenda Amerika pun berubah. Dan inilah titik temu antara Amerika, Israel, dan Mubarak sendiri. Yaitu, diadakannya posisi wakil presiden yang kelak disiapkan sebagai pengganti Mubarak. Dan Israellah yang paling berhak untuk menentukan, bukan lagi Obama yang menunjuk El-Baradei, siapa wapres Mesir. Tersebutlah nama Omar Sulaiman yang selama ini memang sudah menjadi budak Israel dalam agenda melenyapkan agenda gerakan Islam di Mesir.

Posisi wapres di Mesir, yang mungkin tidak ada di negara mana pun, punya kedudukan yang sangat strategis. Karena hampir semua presiden yang pernah menjabat Mesir berasal dari posisi Wapres. Ketika presidennya terbunuh, maka naiklah wapres sebagai pengganti. Dan ini dinyatakan sebagai keadaan darurat. Begitu seterusnya, hingga wapres terakhir Mesir, Husni Mubarak di era Anwar Sadat.

Dari situ pula, Mubarak tidak pernah mengangkat seorang wapres pun selama hampir tiga puluh tahun masa kediktatorannya. Karena rencananya, pada menjelang bulan September nanti, ia akan mengangkat anaknya sendiri untuk menduduki posisi itu.

Perubahan agenda Amerika ini yang sangat didikte Israel, tentu tidak memberikan kesan positif terhadap perubahan di Mesir. Karena sosok Omar Sulaiman merupakan tipikal Mubarak di saat menduduki posisi wapres. Dengan kata lain, drama revolusi Mesir yang sudah terlanjur begitu heboh di dunia, akan berujung pada hasil yang datar, alias biasa-biasa saja. Karena Omar Sulaiman merupakan orang dalam Mubarak sendiri. Lalu, buat apa ada gembar-gembor revolusi kalau penggantinya adalah mantan staf Mubarak sendiri.

Ketakutan Israel terhadap Manuver Ikhwan
Revolusi yang akhirnya seperti berjalan setengah hati itu, memperlihatkan bagaimana digjayanya Israel terhadap politik luar negeri Amerika. Hal itu karena Amerika lebih mengutamakan keamanan Israel daripada kepentingan negaranya sendiri.

Apa yang dikhawatirkan Israel terhadap sosok El-Baradei adalah adanya agenda terselubung Ikhwan untuk melakukan reformasi kebijakan politik dalam negeri Mesir. Karena sosok sipil, terlebih ilmuwan, akan bisa dengan mudah dipatahkan dan kemudian dikendalikan oleh kekuatan sosial Ikhwan.

Ikhwan memang tidak menjagokan tokohnya untuk memimpin Mesir saat ini. Tapi, dengan naiknya El-Baradei, terbuka lebar peluang tampilnya Ikhwan untuk memimpin Mesir di masa yang tidak lama lagi. Inilah jalan tektok Ikhwan untuk mengambil alih Mesir melalui kekuatan agenda Amerika dalam penokohan El-Baradei.

Agenda Ikhwan untuk memutus mata rantai militeristik di Mesir itu sudah menjadi ancaman serius buat Israel. Karena bagi Israel, Mesir yang ’lurus’ seperti umumnya negara-negara demokratis bentukan Amerika walaupun bukan dipimpin Ikhwan, pasti akan mempersoalkan posisi bilateral antara Mesir dan Israel yang pernah melakukan perang panjang di masa Jamal Abdun Naser. (www.eramuslim.com , 7 Februari 2011)

Ini Bukan Lontong Balap!!!


Minggu 6 Februari 2011

Sekitar jam 5 sore kurang 5 menit….

Sore yang cerah. Menulis sebuah opini pendek pun aku tak mampu di sore itu. Entah apa yang membuat terasa berat. Bahkan, hanya sekedar melelapkan diri ini dalam mimpi selama 5 menit pun aku tak sanggup. Entah kenapa aku tidak seperti biasanya, yang mudah sekali terlelap dalam pelukan langit sore, baik sedang cerah ataupun mendung.

Aku pun berusaha mengusir kegelisahan itu dengan turun dari kamar ku yang ada di loteng. Sebuah kamar yang cukup asyik, karena terdapat jendela yang bisa memandang langsung Kali Jagir yang legendaris itu (wuss….. lebay banget). Meskipun terkadang aku merasa tak seorang pun layak untuk hidup didalam sebuah kamar seperti kamarku itu, karena kondisinya seperti layaknya kapal pecah.

Dan aku pun duduk di depan televisi sambil berbincang ringan dengan ibuku. Namun tiba-tiba saja perhatianku tertuju pada sebuah gerobak yang ada di luar rumah, ya…sebuah gerobak penjual lontong balap. Kebetulan sekali gerobak itu berhenti di samping rumah, kebetulan juga pada saat itu aku sedang kepengen makan lontong balap, benar-benar semuanya serba kebetulan.

Tanpa pikir panjang dan lebar, aku pun langsung ambil piring dan memesan lontong balap itu. Tapi karena manusia harus belajar dari pengalaman, maka aku pun belajar dari pengalamanku waktu di hutan mangrove, supaya tidak terlalu kaget dengan harga makanan (baca tulisanku 2 Es Teh dan 3 Gorengan = Rp 8.500), maka aku pun berbisik lirih mendekati telingan kanan penjual lontong balap itu (kayak orang pacaran aja), “Pak Tigang ewu mawon, angsal pak?”.

“Oke mas”, jawabnya mantap. Mendengar jawaban yang mantap dari penjual lontong balap itu, maka mantap pula hatiku, karena sebelumnya aku berpikir betul dan takut untuk mengatakan itu, karena takut kena semprot sang penjual apabila ndak boleh.

Aku pun kembali masuk ke dalam rumah sambil menunggu penjuang lontong balap itu mengantarkan pesananku ke rumahku. Tak berselang berapa lama, lontong balap itu pun tersaji di piring depan mataku. Seolah-olah dia menantangku apakah aku sanggup menghabiskannya dalam waktu sekejap, karena lontong balap itu memang terlihat menggunung dengan tumpukan cambah atau toge.

Maka sendok ku pun bekerja untuk memasukkan lontong balap itu ke dalam mulutku. Benar-benar terobati sudah kerinduanku selama ini, yang sudah lama tidak memakan makanan khas Suroboyo. Bahkan pada suatu malam pada saat menjelang tidur aku pernah membayangkan tentang nikmatnya rasa lontong balap, karena perutku saat itu melilit karena sedang dilanda kelaparan.

Tak terasa lontong balap itu pun hampir habis akibat ulah kejamku kepadanya. Tapi pada saat itu terasa ada yang janggal dalam sajian lontong balap itu. Ada yang kurang dalam lontong balap itu. Oh ya….ternyata lontong balap ini tidak ada sate kerangnya. Lalu kecurigaanku tidak cukup sampai disitu saja, aku berusaha mengaduk-aduk tumpukan cambah yang hampir habis itu dengan sendokku, dan ternyata benar, dia memang juga tidak ada dalam sajian itu. Ya….lento itu memang tidak ada dalam sajian kuliner itu. Ternyata lontong balap itu hanya terdiri dari Lontong, cambah, tahu, petis, dan siraman kuah.

Aku benar-benar menyesal karena telah menyebutmu sebagai lontong balap. Karena dirimu memang tidak pantas disebut lontong balap, banyak komponen yang kurang dalam dirimu. Aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa bisa terjadi hal seperti ini? Apakah sang penjual itu lupa memasukkan unsur-unsur itu ataukah karena lontong balap itu kuhargai hanya dengan uang Rp 3.000 saja?

Kamis, 03 Februari 2011

2 Es Teh dan 3 Gorengan = Rp 8.500


3 Februari 2011. Saat liburan Imlek.

Jam setengah sepuluh pagi lewat………….

Pagi menjelang siang itu Supra Fit ku dan Smash milik kawanku Bryan meluncur ke arah Wonorejo. Saat itu kami memang berencana menuju ke sebuah tempat wisata yang masih terbilang baru, yaitu wisata ekosistem hutan mangrove di Wonorejo.

Aku berboncengan dengan Yudi, adik kelasku di FISIP. Sekitar setengah jam setelah berangkat dari rumah, akhirnya kami sampai di depan gerbang tempat wisata itu. Ternyata di luar perkiraan kami, jarak antara pintu gerbang dengan tempat yang sesungguhnya masih sekitar 15 menitan. Ya, hanya 15 menit, karena jalannya rusak parah, sehingga harus ekstra hati-hati untuk melewatinya kalau tidak ingin motor kalian rusak. Kalo jalannya halus, sehalus jalan tol, mungkin hanya sekitar 5 menit saja. Kami pun berfantasi sebagai seorang pembalap offroad, di jalanan yang hancur itu.

Setelah kurang 15 menit akhirnya sampailah kita di tempat yang dituju. Sebuah tempat wisata yang gratis, tanpa ada tiket masuk. Hanya ongkos parkir bagi yang membawa kendaraan bermotor, seribu rupiah untuk motor, dan mungkin dua ribu untuk mobil (aku tidak tahu persis berapa tarifnya, karena aku kesana ndak naik mobil).

Sempat mengewecewakan,karena pemandangan di situ jauh dari perkiraan. Yang ada hanyalah beberapa penjual makanan, dan sebuah dermaga kecil tempat orang untuk menyewakan perahu seharga 25 ribu per kepala dewasa dan 15 ribu per kepala anak-anak.

Kami bertiga pun duduk sejenak, seolah-olah ingin menikmati kekecewaan. Bahkan dua kawanku mulai menyalahkan aku, karena mengajak mereka ke tempat yang g asyiik sama sekali. Namun atas inisiatif Bryan, kami pun mencoba berjalan-jalan di sekitar tempat itu sambil mencari sebuah tempat, yang setidaknya bisa “mengobati” kekecewaan itu. Maka hal itu terbayar dengan menemukan sebuah jalur “jogging track” dari deretan papan, yang justru dimanfaatkan oleh pengunjung sebagai tempat memancing dan sebagian ada yang foto pre wed.

Kami menelusuri jogging track itu, “lumayan” lah bisa melihat pinggiran kali keruh itu dari dekat dengan dibatasi tanaman mangrove. Lumayan setidaknya bisa sedikit menghilangkan penat dan kelelahan kami selama ini. Sedikit berfoto-foto seolah-olah menjadi agenda yang cukup penting bagi “orang tidak jelas” seperti kami. Ya sepertinya hanya ber foto-foto itulah yang jadi kegiatan utama kami, selain memandangi hamparan hijau mangrove dan kali keruh itu.

Sekitar 45 menit kami puas menyusuri jogging track itu. Kami pun mampir ke sebuah warung kecil di sekitar tempat itu. Tanpa basa-basi aku pun langsung pesen minuman es teh satu gelas dan mengambil satu gorengan tahu isi yang dijajakan di meja warung itu, lalu kuolesi dengan petis. Bryan pun juga memesan es teh satu gelas dan mengambil tahu isi satu saja, dan memperlakukan tahu isi itu sama dengan diriku, mengolesinya dengan petis sebagai prasyarat untuk dieksekusi di dalam mulutnya. Hanya Yudi yang tidak berminat menikmati makan dan minum di tempat itu, karena ndak level,uppssss salah, maksudnya lagi puasa senin kamis.

Sekitar 15 menit kami di warung itu, terasa matahari mulai menyengat, karena hari sudah mulai menjelang dhuhur. Sebagai penutup, aku pun mengambil ote-ote dan mengolesinya dengan petis, dan melakukan adegan yang sama seperti saat melumat tahu isi tadi. Habis sudah ote-ote itu aku lumat. Kami pun akan segera pulang. Dan aku pun bertanya pada sang ibu penjual, “pinten sedoyo bu? es teh kale, tahu isi kale, ote-ote setunggal” (berapa semuanya bu?es teh dua, tahu isi dua, ote-ote satu. Dengan gayanya seperti seorang professor yang akan memecahkan sebuah kebuntuan dalam rumus tertentu di kepalanya, maka dengan lambat-lambat ibu itu menjawab, “Wolongewu limangatus mas” (Delapan ribu lima ratus mas). Dan kontan saja kami semua berpandangan, sambil tertawa lepas, namun benar-benar ada rasa tertekan dan penderitaan dalam tertawa kami yang bersama-bersama itu…….

About

Planet Blog

PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia

Indonesian Blogger