Pages

Minggu, 22 Januari 2012

Jelang Imlek, Kelenteng Kim Hin Kiong Sepi Pengunjung Tidak Gelar Perayaan, karena Ingin Umat yang Sembahyang Menjadi Khusuk

Hari Raya Imlek merupakan hari raya yang sangat istimewa bagi sebagian ummat Konghucu. Sebab, Imlek merupakan momen pergantian tahun dalam kalender penanggalan China. Di mana, pada saat itu juga, biasanya segala harapan dari umat Konghucu pun dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, supaya pada tahun berikutnya kehidupan mereka menjadi lebih baik, dan penuh berkah. Harusnya kelenteng ramai, tapi tidaklah demikian dengan kelenteng Kim Hin Kioang. Ada apa?

DAN pada umumnya di kelenteng-kelenteng tempat umat Konghucu maupun Budha menjalankan ibadah dalam rangka menyambut Imlek, sangatlah ramai. Namun, pemandangan itu tidaklah dijumpai pada Kelenteng yang ada di Jl Setiabudi Gresik itu. Kelenteng tertua yang sudah berusia 371 tahun, dan satu-satunya yang ada di Gresik ini, memang tampak sepi jika dibandingkan dengan kelenteng-kelenteng yang ada di tempat lain.

Menurut Ketua Pengurus Kelenteng Kim Hin Kiong Tan Sutanto (60), di kelenteng itu memang selalu sepi, jika dibandingkan dengan kelenteng-kelenteng yang ada di kota lain. Bisa jadi hal itu disebabkan oleh pengikut agama Konghucu di Gresik tidaklah banyak. "Walaupun kelenteng ini merupakan tempat sembahyang tiga agama, Budha, Konghucu, dan Tao, tapi jumlahnya hanya
sekitar 200 orang saja," tutur Sutanto.

Selain itu, dari jumlah yang sedikit itu pun, sambung Sutanto, banyak diantara mereka yang lebih memilih untuk melakukan sembahyang di Surabaya. "Ya mungkin saja leluhur mereka banyak yang dari Surabaya. Jadinya mereka ya akhirnya sembahyang di sana," ujarnya.

Courtessy: Radar Surabaya 23 Januari 2012


Tanto mengatakan, pada siang hari seperti saat satu hari menjelang Imlek seperti Minggu kemarin (22/1), memang sudah lumrah kalau sepi. "Lagipula kalau sekarang ini (kemarin), banyak yang masih berkumpul sama keluarga. Mereka akan datang ke Kelenteng lagi nanti malam jam 12.00. Mungkin seperti saudara-saudara dari umat Islam, kalau mau shalat Ied mungkin akan terasa lebih lengkap bareng keluarga dulu dengan mudik," jelas Sutanto.

Ayah dari 1 orang putra ini mengakui, dalam menyambut Imlek, kuil yang menyembah Dewi Laut Mak Co Thian Siang Sing Boo ini memang tidak mengadakan perayaan yang meriah, seperti halnya kuil-kuil yang lain. "Kita ingin supaya umat yang sembahyang di sini menjadi
khusuk ibadahnya. Kalau perayaan seperti pementasan barongsai, ataupun wayang Potehi, hanya akan kita adakan kalau kelenteng ulang tahun, atau ada yang mau membagi rejekinya," katanya.

Tapi, Sutanto sebenarnya juga kurang sepakat jika Kelenteng yang dijaganya itu dikatakan tidak melakukan persiapan apa-apa untuk menyambut Imlek. "Sebenarnya tiga hari yang lalu, kami ada kegiatan untuk mensucikan patung dewa-dewi yang ada di sini. Dan, waktu itu yang datang juga lumayan banyak kalau dibandingkan dengan hari biasa," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Darmo Sutanto (70). Darmo menjadi salah seorang pengurus terlama Kelenteng Kim Hin Kiong. Pria yang sudah 50 tahun lebih menjaga kelenteng di belakang alun-alun Gresik ini mengatakan, salah satu hal yang menyebabkan kelenteng itu sepi adalah karena hanya penduduk lokal saja yang melakukan sembahyang di tempat itu. Darmo lantas membandingkannya dengan kelenteng yang ada di dekat pantai di Tuban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Planet Blog

PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia

Indonesian Blogger