Pages

Jumat, 09 Desember 2011

Pemkab Tak Serius Tutup Warung Pangku



KOTA - Bagi sebagian masyarakat Gresik, istilah warung pangku mungkin sudah tidak asing lagi. Warung kopi tersebut menyediakan gadis-gadis muda sebagai pelayan tempat Dan tidak jarang berujung pada praktik prostitusi terselubung.

Akhir-akhir ini jumlah pemilik usaha warung pangku di Gresik semakin meningkat saja. Warung pangku yang pada awalnya berada di daerah pinggiran kota Gresik, seperti Bungah, Manyar, Dukun, Kedamean, dan Balongpanggang, kini sudah mulai merambah hingga daerah kota.

Tentu saja hal ini menimbulkan masalah tersendiri bagi kabupaten Gresik. Gresik yang selama ini dikenal sebagai kotanya para wali, ataupun kota santri, rupanya juga tidak dapat terlepas dari adanya praktik prostitusi. Meskipun, praktik prostitusi tersebut tidak dilakukan secara terang-terangan, ataupun memiliki kawasan lokalisasi layaknya gang Dolly di Surabaya, namun tetap saja hal itu menjadi catatan tersendiri. Terlebih, baru-baru ini Gubernur Soekarwo juga mencanangkan adanya gerakan supaya kota-kota yang ada di Jawa Timur ini bersih dari praktik asusila.

Gresik yang memiliki perda no 7 tahun 2002 tentang larangan berbuat cabul, seolah tidak diindahkan sama sekali. Pemkab Gresik juga tidak mampu berbuat banyak untuk menyelesaikan makin maraknya usaha warung pangku tersebut. Hal itu seperti yang disampaikan oleh Kepala Satpol PP Kabupaten Gresik Darmawan Kasa. Darmawan mengaku
pihaknya memang masih belum bisa menertibkan warung- warung pangku tersebut.

Gresik yang memiliki perda no 7 tahun 2002 tentang larangan berbuat cabul, seolah tidak diindahkan sama sekali. Pemkab Gresik juga tidak mampu berbuat banyak untuk menyelesaikan makin maraknya usaha warung pangku tersebut. Hal itu seperti yang disampaikan oleh Kepala Satpol PP Kabupaten Gresik Darmawan Kasa. Darmawan mengaku pihaknya memang masih belum bisa menertibkan warung- warung pangku tersebut.

“Nah, kan kita tidak bisa menutup usaha orang yang buka warung kopi, karena tidak ada larangan untuk orang yang buka usaha warung kopi,” tambahnya.

Namun, Ketua Komisi D DPRD Gresik Chumaidi Maun menyayangkan apa yang disampaikan Darmawan tersebut. “Meskipun Satpol PP itu tidak bisa menutup warung pangku, tapi seharusnya mereka kan bisa mengamankan gadis-gadis yang jadi pelayan di warung itu, dan membawanya ke KBPP,” tegasnya.

Chumaidi mengatakan, jika di kantor Keluarga Berencanan dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) tersebut, mereka yang terjaring dalam razia akan diberikan pembinaan, dan pelatihan bekal keterampilan hidup.

Chumaidi juga menganggap lucu jika satpol PP tidak mampu menertibkan warung pangku tersebut, hanya disebabkan alasan praktik prostitusi tersebut tidak dilakukan secara terang terangan. “Kan orang biasa saja bisa membedakan mana warung kopi yang benar-benar warung kopi biasa, dengan warung kopi yang memang digunakan untuk bertransaksi seksual,” cetusnya.

“Jadi itu bukan alasan untuk tidak melakukan penertiban terhadap warung pangku tersebut,” imbuhnya.

Selain itu, Chumaidi juga mengatakan seharusnya pemkab Gresik, bisa menggunakan perda no 7 tahun 2002 sebagai payung hukum untuk melakukan operasi dalam membersihkan warung-warung pangku.

Bahkan, lebih lanjut politisi PKB ini mengatakan pemkab Gresik tidak memiliki komitmen untuk menjaga predikat Gresik sebagai kotanya para Wali. “Kalau seperti ini bisa-bisa Gresik malah berubah nama jadi kota maksiat,” tukasnya.

Selama ini sudah banyak masyarakat yang menyampaikan aspirasinya, kata Chumaidi, supaya warung-warung yang digunakan untuk prostitusi terselubung tersebut segera ditutup saja. Pemkab harus bisa merespon apa yang menjadi keresahan dari masyarakat.

”Warung-warung pangku itu kan meresahkan masyarakat Gresik. Diantaranya yang ada di sekitar daerah Gresik Kota Baru, Sukomulyo, maupun Manyar,”lanjutnya.

Chumaidi telah menyampaikan aspirasi masyarakat tersebut kepada pemkab Gresik. “Namun,
pemkab mengaku terkendala masalah anggaran, dan sulit bergerak karena anggarannya terbatas. Kalau anggarannya memang terbatas, seharusnya mereka mengajukan saja lagi ke dewan. Nanti pasti akan kita alokasikan, kalau itu memang benar- benar menjadi apa yang diinginginkan masyarakat,” sambung Chumaidi.

5 komentar:

  1. Assalamualaikum...perkenalkan aq Nisa' asli Gresik jga. aq mau penelitihan soal warung pangku, sebelumnya aq ingin share dulu sama masnya yang kayaknya sudah pernah melakukan observasi lapangan..mohon bantuannya & tolong di balas

    BalasHapus
  2. mohon maaf baru balas mbak, maaf soalnya uda lama ndak buka blog. insya Allah siap membantu, monggo kalau memang ada yang mau ditanyakan :)

    BalasHapus
  3. oalah,...awakmu tau garap kopi pangku pisan to jan?...aku ewangi,...lg ono mingguan ttg warkop pangku

    BalasHapus
  4. @BOS Yasin: siap mas, kate digawe semacam feature nang SBO ta? ayo kapan nang Gresik? sekalian nyobain he he he

    BalasHapus
  5. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus

About

Planet Blog

PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia

Indonesian Blogger