Pages

Kamis, 16 Februari 2012

Siswa SMK SGF Bereksperimen Untuk Selamatkan Lingkungan: Membuat Pupuk Kompos Organik, dan Minyak dari Pohon Jarak

Kondisi cuaca dan lingkungan bumi semakin tidak menentu. Perubahan musim, ataupun iklim bisa terjadi sewaktu waktu tanpa bisa diperkirakan. Alam tidak lagi ramah terhadap manusia, yang disebabkan tangan manusia itu sendiri, dan lebih sering disebut dengan global warming. Bagaimana mengatasi hal itu, siswa SKM Semen Gresik menjawabnya.

Courtessy: Radar Surabaya 17 Februari 2012

UNTUK mengurangi berbagai dampak buruk dari global warming, manusia melakukan berbagai usaha untuk lebih mencintai lingkungan hidupnya. Salah satunya seperti yang dilakukan para siswa dari SMK Semen Gresik, yang berusaha membuat pupuk kompos organik, dan minyak dari pohon jarak.

Dengan berbekal mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang mereka dapatkan di sekolah, puluhan pelajar SMK melakukan simulasi pembuatan pupuk kompos organik dan minyak pohon jarak. Eksperimen itu mereka lakukan di kebun percobaan (Buncob) Semen Gresik Foundation (SGF) yang terletak di jalan Kawasan Industri Gresik (KIG), pada Rabu siang (15/02).

Mereka membuat pupuk kompos organik dengan dua model. Yang pertama adalah dengan menggunakan model kompos organik secara semi aerob atau yang lebih dikenal dengan vermentasi. Sedangkan, model yang kedua adalah dengan cara menggunakan tong komposer.

Yang membedakan antara kedua model tersebut adalah terletak pada media yang digunakan, serta lama waktu yang dibutuhkan. Untuk membuat pupuk kompos organik semi aerob hanyalah dibutuhkan waktu 7 hari saja. Sedangkan, apabila kita ingin membuat pupuk kompos organik dengan menggunakan tong komposer, maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama, yaitu lebih dari 40 hari.

Dalam percobaan itu, terlihat jika pembuatan pupuk kompos organik tidaklah terlalu sulit, hanya dibutuhkan beberapa peralatan sederhana saja. Diantaranya adalah mesin gilas yang memiliki fungsi untuk memotong- motong sampai halus daun-daun atau sampah organik. Lalu, pipa paralon yang bisa berfungsi sebagai aliran atau saluran udara atau gas. Serta tong yang terbuat
dari karet, dan kedap udara.

Sedangkan untuk bahan-bahan yang dibutuhkan juga terbilang sangat mudah untuk didapatkan. Bahan-bahan itu antara lain adalah beberapa bahan yang sering disebut sebagai sampah organik, seperti dedaunan, kulit buah, sekam, dedek (semacam makanan ternak), ragi, dan blotong atau limbah gula.

Hal itu disampaikan oleh Manager Hortikultura dari SGF Febrina Puspita Sari. Febrina mengatakan, penyebab para petani masih jarang menggunakan pupuk kompos karena minimnya pengetahuan mengenai fungsi dan manfaat dari pupuk kompos.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Planet Blog

PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia

Indonesian Blogger