Pages

Selasa, 14 Februari 2012

Cuaca Buruk, Pedagang Tepung Ikan Manyar Hentikan Produksinya: Ikan Impor Bisa Mematikan Usaha Pedagang Kecil

Cuaca buruk yang melanda Gresik akhir-akhir ini, sangat dirasakan sekali oleh sebagian warga Gresik. Selain menyebabkan musibah berupa kerusakan pada fisik bangunan, dan sebagian infrastruktur di Gresik, cuaca buruk juga membawa dampak ekonomi yang begitu terasa bagi sebagian masyarakat Gresik. Seperti apa?


Courtessy: Radar Surabaya 15 Februari 2012

SALAH satunya yang juga merasakan dampak ekonomi akibat adanya cuaca buruk itu adalah para produsen ikan tepung. Para produsen ikan tepung yang ada di Desa Manyarejo Kecamatan
Manyar, merasa sangat dirugikan akibat cuaca buruk yang menimpa daerah mereka.

Pada saat ini mereka terancam gulung tikar alias bangkrut karena sudah lama tidak melakukan aktivitas produksinya. Sudah lebih dari tiga bulan proses produksi mereka terhenti. Akibatnya, mereka menderita kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

Buruknya cuaca menyebabkan mereka tidak mendapatkan bahan baku. Hal itu disebabkan, para nelayan yang biasanya mencari ikan sebagai bahan baku, tidak berani melaut hingga menunggu kondisi cuaca kembali kondusif. Dan, imbas dari semua itu, adalah semakin langkanya pasokan ikan di pasaran. Para produsen tepung ikan mengalami kesulitan untuk menjalankan proses produksi.

Salah seorang produsen tepun ikan yang menderita adalah Aziz. Dia merupakan pengusaha tepung ikan. Tepung ikan itu digunakan sebagai bahan pencampur untuk makanan ikan, ataupun makanan ayam. Harga tepung ikan yang diproduksi Aziz adalah harganya mulai dari Rp 3.200 hingga Rp 6.000 per kilogramnya.

Menurut Aziz, perubahan cuaca yang tidak menentu membuat dirinya merugi. Dalam kondisi normal, dirinya bisa mendapatkan baha baku berupa ikan segar mencapai 10 ton sehari. "Tapi, pada saat musim gelombang tinggi, dan angin kencang seperti ini, saya hanya bisa mendapatkan sedikit sekali ikan dari nelayan. Mungkin hanya sekitar 2 sampai 3 ton saja per harinya. Itu juga tidak setiap hari dapatnya," katanya.

Aziz menambahkan, kondisi itu menyebabkan produksi tepung ikan miliknya mengalami penurunan lebih dari 80 persen. "Terlebih sekarang kan banyak juga ikan impor yang masuk ke pasaran dengan harga yang lebih murah, dan kualitasnya lebih baik," kata Aziz. Karena itu, lanjutnya, jangan kaget, kalau hal itu bisa semakin mempercepat kematian usaha home industry milik orang kecil seperti dirinya.

Namun, meskipun sedang tidak melakukan proses produksi, para karyawan yang bekerja pada Aziz, tetap saja masuk kerja seperti biasanya. Mereka melakukan aktivitas kerja, selain aktivitas produksi. "Diantaranya adalah memperbaiki alat-alat yang rusak, ataupun hanya menjemur tepung yang sudah jadi seadanya, dan kemudian dipasarkan," paparnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Planet Blog

PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia

Indonesian Blogger