Gak banyak orang Gresik yg tau soal
budaya dan kuliner khas mereka sendiri.
Salah satunya soal ketupat ketek gan. Bahkan, waktu ane nulis liputan
tentang ketupat ketek, temen ane yang wartawan asli Gresik jg ngaku g tau apa
itu ketupat ketek. Makanya, tulisan ato liputan ane soal ketupat ketek ini moga
bs bantu agan-agan, khususnya buat yg asli Gresik tp msh blm tau kuliner khas
kota sendiri, untuk sedikit mengenalnya gan. Oke cekidot ya gan J
Ketupat Ketek merupakan kuliner khas
Gresik. Walaupun makanan ini tidak sepopuler nasi krawu, atau pudak, namun bagi
mereka yang asli Gresik, sangat akrab dengan makanan ini. Kendati demikian
tidak banyak pula masyarakat Gresik, yang mengetahui mengapa makanan berbahan
dasar ketan ini dibuat.
Januar Adi S/ Wartawan Radar Gresik
Untuk bisa membuat ketupat ketek,
dibutuhkan jenis air ketek. Maka, tidak heran jika ketupat ini kemudian
dinamakan ketupat ketek. Namun, untuk mendapatkan air ketek tidaklah mudah.
Sebab, saat ini di Gresik hanya tersedia satu sumber mata air ketek, tepatnya
yang ada di Desa Ngargosari Kecamatan Kebomas.
Surachman (58) salah seorang warga
yang memiliki profesi sebagai pencari air ketek mengatakan, untuk mendapatkan
air ketek, dirinya harus naik turun bukit Giri yang ada di dekat rumahnya.
Pasalnya, sumur air ketek tersebut berada tepat di bawah bukit Giri, tepatnya
berada di sebelah bekas pabrik pengolahan kayu.
Yang Tersisa: Surachman saat mengambil air dari satu-satunya sumber air ketek di sekitar bekas pabrik pengolahan kayu Desa Ngargosari, Kecamatan Kebomas, Gresik. Foto: Yudhi DA
Tidak hanya itu, debit air yang ada
di sumur itu juga terbilang sangat kecil. Sehingga, untuk mengambilnya
Surachman hanya bisa menggunakan gayung ukuran kecil. “Setelah itu baru saya
masukkan ke dalam jerigen berukuran 25 liter ini,”terangnya sambil terus
memasukkan air ketek ke dalam jerigen yang dibawanya.
Setelah dimasukkan ke dalam jerigen,
Surachman mengangkut air ketek yang ada di dalam jerigen itu, dan mendaki bukit
Giri. Air ketek yang ada di jerigen-jerigen itu akan dijual oleh bapak 2 orang
anak ini ke pasar. “Selain itu, juga dipakai sendiri oleh istri saya unutk
membuat ketupat ketek,”tuturnya.
Pria bertubuh kekar ini
mengungkapkan, menjadi pencari air ketek sebenarnya bukanlah profesi utamanya.
Sebab, dia sehari-hari memiliki pekerjaan sebagai seorang sopir lyn jurusan
Surabaya-Gresik.
Perjuangan: Surachman harus naik turun bukit untuk mengambil air ketek. Foto: Yudhi DA
Kendati demikian, menurutnya menjual
air ketek bisa menghasilkan uang lebih banyak dibandingkan menjadi sopir
angkot. “Untuk satu jerigen ukuran 25 liter saya jualnya Rp 15 ribu,”paparnya.
“Dalam sehari saya bisa mendapatkan 9 jerigen, atau uang sebesar Rp 135
ribu,”imbuhnya.
Namun, belakangan pria asal Madura
ini semakin khawatir dengan kondisi sumur ketek yang ada di dekat rumahnya
tersebut. Pasalnya, debit air yang mengalir semakin kecil. “Makanya, saya
pusing juga, karena ketupat ketek itu airnya tidak bisa diganti dengan air
jenis lainnya,”pungkasnya. (jan)
courtessy: Radar Gresik 14 Agustus 2013
wow..
BalasHapuswow juga mas :)
BalasHapusnyoba komentar
BalasHapusuda bisa skrang mas, coba sampeyan liat di resensinya "The Call"
BalasHapusHallo, salam kenal. wismacinema.blogspot.com merekomendasikan kamu untuk mengikuti Liebster & Sunshine Award. Cek postingan saya : http://wismacinema.blogspot.com/2013/08/liebster-award-sunshine-award.html. Mari kita bersenang-senang
BalasHapusok sip mas, nanti coba tak cek, klo menarik tak ikut juga :)
BalasHapusOke mas, menarik kuisnya, siipppppp aq ikut mas!!!!!
BalasHapusuntung gak bau ketek gan , saya sendiri asli Gresik, juga gak tahu gan kalau ada ketupat ketek :D
BalasHapushe he iya untung banget mas. kayake memang ketupat ketek g terlalu populer mas, makanya perlu kontribusi warga Gresik secara maksimal untuk mempopulerkannya. minimal pernah merasakan nikmatnya :)
BalasHapus