Pages

Selasa, 17 April 2012

Muhammad Amanatullah Peserta Unas SMA Semen Gresik: Penuh Semangat Jawab Naskah Dengan Menggunakan Kaki

Semangat yang ditunjukkan oleh Muhammad Amanatullah (18) siswa kelas XII SMA Semen Gresik sungguh luar biasa. Dengan keterbatasan fisik sebagai penyandang tuna daksa, dia tetap mengikuti Ujian Nasional (Unas) dengan kaki.

Courtessy: Radar Surabaya (Gresik) 17 April 2012

TIDAK ada alasan di dunia bagi manusia untuk menyerah pada nasibnya. Sekalipun saat itu manusia tersebut terlahir dengan kondisi yang sangat terbatas. Hal yang dilakukan oleh Aam, penggilan akrab Muhammad Amanatullah.

Dia terlahir dengan kondisi tidak memiliki kedua tangan layaknya manusia normal. Namun kondisi itu tidak menyurutkan semangatnya untuk menempuh pendidikan sebagaimana anak-anak normal lainnya. Sebalijnya putra bungsu dari pasangan Alianto dan Nasifah ini tetap aktif bersekolah. Dalam Unas dia mengerjakan soal-soal Unas dengan kedua kakinya, karena keterbatasannya tersebut.

Meskipun begitu, hal tersebut tidaklah membuat Aam menjadi berkecil hati. Saat mengerjakan soal tersebut, siswa yang sehari-hari tinggal di Jl Kartini Gang XVI/ 21 Gresik ini tampak tenang, dan tidak ada kekhawatiran sedikit pun dari raut wajahnya.

Selain menggunakan kedua kakinya, Aam pun juga menggunakan bagian tubuh miliknya lainnya yang jugabisa digunakannya untuk mengerjakan soal tersebut, yaitu mulutnya. Namun, Aam terlihat lebih sering menggunakan kedua kakinya untuk mengerjakan soal-soal Unas tersebut.

Aam memang bukanlah tipikan anak yang berwatak manja. Sebab, meskipun memiliki keterbatasan fisik, namun Aam berusaha sebisa mungkin mengerjakan segala sesuatunya tanpa meminta bantuan orang lain. Bahkan, saat di luar Unas pun, ia telah terbiasa mengerjakan segala sesuatunya dengan bagian tubuh lainnya miliknya selain kedua kakinya, seperti mulut dan leher.

Dalam menghadapi Unas tahun ini, Aam pun mengaku telah melakukan berbagai persiapan beberapa waktu yang lalu. Persiapan yang dilakukannya pun juga cukup beragam, mulai dari belajar kelompok bersama temanteman sekelasnya, mengerjakan kisi-kisi soal yang ada di buku latihan, hingga melakukan shalat malam hampir di setiap malam.

Aam mengatakan, dirinya sangatlah optimis untuk mendapatkan nilai yang terbaik dari usahanya dalam Unas tersebut. “Karena saya telah berusaha dengan keras, sehingga saya pun yakin jika saya akan mendapatkan hasil Unas yang baik sesuai dengan usaha yang sudah saya lakukan,”ujarnya optimis.

Wajar saja jika Aam memang terlihat bersemangat, dan berusaha keras dalam menghadapi Unas, dengan segala keterbatasan fisik yang ia miliki. Pasalnya, bungsu dari 6 bersaudara ini ingin sekali melanjutkan pendidikannya ke sebuah universitas negeri yang ada di Surabaya. Tepatnya, Aam ingin melanjutkan pendidikannya dengan menempuh pendidikan desain grafis. “Itu karena memang sesuai dengan bakat yang mengalir dalam darah seni saya, yaitu seni lukis,”ucapnya.

Kendati demikian, dia mengaku sangat bersemangat dalam mengerjakan berbagai soal Unas tersebut. Dia terlihat tidak ingin terlalu besar kepala dengan berbagai usahanya tersebut. Sebab, terdapat beberapa mata pelajaran yang ia akui dirinya lemah dalam mata pelajaran tersebut. “Saya agak lemah di bidang mata pelajaran IPA dan Matematika,” tuturnya merendah.

Jumat, 13 April 2012

Heny Usi Penulis Muda Gresik: Ajak Anak Muda Tak Takut Bermimpi Lewat Buku

Gresik sepertinya tidak perlu takut kehilangan banyak bibit mudanya untuk berprestasi. Salah
satunya Henny Usi yang menorehkan catatan dalam buku.

Courtessy: Radar Surabaya (Gresik) 14 April 2012

BAHKAN, tidak hanya itu, kini Gresik pun memiliki satu lagi bibit berbakat di bidang dunia tulis menulis.

Penulis muda itu bernama Henny Usi (19). Dia adalah seorang mahasiswi sebuah universitas swasta terkemuka di Gresik. Saat ini, Henny baru saja menulis sebuah buku yang bertemakan tentang motivasi untuk meraih impian.

Dalam buku yang berjudul Sekarang Kita Belum Terkenal, Suatu Saat Nanti Pasti Fenomenal, Henny berusaha untuk membangkitkan semangat anak muda. Upaya itu dilakukan agar mereka tidak takut untuk bermimpi, dan mewujudkan mimpinya. Sebab, menurut Henny, pada saat ini banyak sekali anak muda yang takut untuk mewujudkan mimpi mereka sendiri. “Bahkan, bermimpi saja mereka takut, apalagi mewujudkannya,” ungkapnya.

Oleh karena itulah, cewek asli Gresik ini berusaha untuk mengajak generasi muda tidak takut lagi untuk memiliki impian. “Lha, bermimpi itu kan gratis, tidak bayar, terus kenapa mesti takut?” tuturnya sambil tersenyum.

Henny mengaku, ide awal untuk menulis buku tersebut karena ia terinspirasi dari teman temannya yang senang bermain band. Menurut Henny, temantemannya tersebut memiliki semangat yang sangat kuat dalam mewujudkan impiannya tersebut. “Makanya, saya ingin menularkannya lewat buku yang saya tulis,” ucapnya.

Selain itu, penulisan buku itu juga didasari karena sebuah pengalaman menarik yang pernah dia alami. Saat itu, banyak sekali teman-teman dari Henny yang meragukan mimpinya untuk menjadi seorang penulis. “Makanya, saya ingin membuktikan kepada mereka, bahwa mimpi setinggi apapun itu bisa diraih oleh siapapun,”urainya.

Didalam bukunya, selain memotivasi para pembacanya untuk berani bermimpi, Henny pun juga memberikan kiat-kiat kepada para pembacanya untuk meraih atau mewujudkan mimpi-mimpi mereka tersebut. “Selain itu, juga ada ilustrasi, dan halaman kosong di bagian terakhir buku itu, dimana para pembaca bisa menuliskan mimpi mereka,”ujarnya.

Meskipun pada saat ini buku karangan Henny tersebut masih belum dicetak, namun hingga saat ini sudah terdapat ratusan orang yang sudah memesan bukunya tersebut. Hal itu terlihat dari jumlah pemesan bukunya yang ada di blog miliknya. Pada blog yang memiliki alamat www.kakakbaik.wordpress. com itu, tampak banyaknya permintaan dari berbagai pengunjung yang ada di hampir seluruh Indonesia. Diantaranya adalah Malang, Jakarta, NTT, Lumajang, Pelembang, Banjarmasin, serta dari Gresik sendiri.

Buku tersebut memang diterbitkan oleh Henny secara indie dengan metode self publishing, atau dengan kata lain tanpa melalui perusahaan penerbitan. “Karena selama ini kan kalau melalui penerbit atau dijual melalui toko buku hanya jadi pajangan saja,”kata Henny.

Henny pun berharap, satu bulan saja itu, dirinya mampu memberikan energi positif.

About

Planet Blog

PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia

Indonesian Blogger