Pages

Rabu, 19 Januari 2011

Kenangan Masa Muda

Foto kenangan waktu aku masih muda, he he he.

Mencari Titik Tengah Tol Tengah



Polemik tol tengah kota kian hari menjadi pembahasan yang cukup hangat di Kota Surabaya ini. Isu ini seolah menjadi bola salju yang terus menggelinding. Bahkan polemik ini tidak hanya melibatkan antara Walikota Surabaya dan DPRD Kota Surabaya saja. Kalangan akademisi dan masyarakat di kota Surabaya pun juga turut meramaikan permasalahan tol tengah kota ini. Mereka pun terbagi dalam dua pihak yang pro dan kontra terhadap pembangunan tol tengah. Mereka menolak tol tengah tersebut beralasan bahwa, selain akan menimbulkan dampak sosial bagi 18.000 warga yang rumahnya tergusur, tol tengah ini juga bukanlah sebuah solusi untuk memecahkan masalah kemacetan di Kota Surabaya.

Sedangkan bagi mereka yang mendukung keberadaan tol tengah ini beralasan, bahwa keberadaan tol tengah ini akan mengurai kemacetan yang ada di Surabaya. Apabila kemacetan di Surabaya ini mampu diurai, maka akan berdampak positif bagi perekonomian di Surabaya dan sekitarnya, karena arus pengiriman barang, baik yang akan menuju ataupun meninggalkan Surabaya menjadi lancar.

Bahkan dari permasalahan tol tengah kota ini mencuat isu penggulingan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Tentu saja hal ini menunjukkan bahwa, polemik tol tengah kota ini juga sarat muatan politik. Namun terlepas dari pro dan kontra terkait akan dibangunnya tol tengah kota di Surabaya ini, seharusnya motivasi utama dari masing – masing pihak, baik yang menyuarakan dukungannya, maupun penolakannya terhadap tol tengah ini adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Karena masyarakat sering sekali menjadi korban kebijakan dari mereka yang sedang menduduki kursi kekuasaan.

Rakyat terlalu sering hanya menjadi alat dari pertikaian dari elit politik. Masyarakat hanyalah menginginkan agar hidup mereka sejahtera. Dalam permasalahan tol tengah ini, masyarakat hanyalah menginginkan agar tempat tinggal yang telah mereka tinggali selama bertahun-tahun tidak digusur.

Oleh karena itulah, disini diperlukan kearifan dari masing-masing pengambil kebijakan di kota Surabaya ini dalam mencari titik terang permasalahan ini. Diperlukan kepala yang dingin agar permasalahan yang menyangkut hajat hidup 18.000 masyarakat Surabaya ini segera selesai. Semua pihak yang terlibat dalam masalah ini harus segera duduk bersama, guna memecahkan masalah ini. Para pengambil kebijakan, haruslah benar-benar menjadikan kepentingan masyarakat sebagai landasan utama cara berpikir mereka. Harus ada sebuah kejelasan tentang nasib masyarakat, terkait akan dibangun atau tidaknya tol tengah kota ini. Tentu saja semua memiliki sisi positif dan negatif dalam sebuah pengambilan kebijakan. Namun, sebisa mungkin dampak negatif dari sebuah kebijakan publik diminimalisir, bahkan dihilangkan. Bagi pihak yang menolak tol tengah kota ini, maka mereka juga harus berpikir keras agar masalah kemacetan di Surabaya ini bisa diatasi tanpa membangun tol tengah. Sedangkan bagi pihak yang mendukung tol tengah ini, mereka juga harus mencari solusi tentang nasib 18.000 warga Surabaya yang terancam kehilangan tempat tinggalnya, agar masyarakat juga merasa tidak dirugikan dengan adanya tol tengah kota. Semoga para pengambil kebijakan di kota Surabaya ini segera menemukan “titik tengah dari tol tengah” ini.

About

Planet Blog

PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia

Indonesian Blogger